Reumatik atau yang dikenal dengan istilah medis sebagai artritis reumatoid adalah penyakit autoimun yang menyebabkan peradangan pada sendi. Kondisi ini dapat memengaruhi kualitas hidup penderitanya karena menyebabkan rasa nyeri, kaku, serta gangguan pergerakan.
Penyakit ini bersifat kronis dan dapat berkembang secara progresif jika tidak ditangani dengan baik. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk memahami lebih lanjut mengenai reumatik, termasuk gejala, penyebab, serta dampaknya terhadap kualitas hidup.
Gejala Reumatik
Reumatik dapat menyerang siapa saja, meskipun lebih sering terjadi pada orang dewasa di atas usia 40 tahun. Gejala yang muncul bisa bervariasi, tergantung tingkat keparahan kondisi penderita. Beberapa gejala umum reumatik antara lain:
1. Nyeri dan Kekakuan Sendi
Penderita reumatik biasanya merasakan nyeri yang berulang di beberapa sendi, terutama di pagi hari atau setelah beristirahat lama. Kekakuan ini bisa berlangsung selama beberapa jam, menyebabkan keterbatasan gerakan.
2. Pembengkakan dan Kemerahan
Sendi yang terkena reumatik sering mengalami pembengkakan dan kemerahan akibat peradangan yang terjadi di dalamnya. Pembengkakan ini bisa berlangsung lama dan menimbulkan sensasi tidak nyaman.
3. Penurunan Mobilitas
Seiring berjalannya waktu, penderita reumatik mengalami keterbatasan gerak akibat nyeri yang terus-menerus. Hal ini membuat aktivitas sehari-hari seperti berjalan, menulis, atau mengangkat benda menjadi lebih sulit dilakukan.
4. Kelelahan dan Demam Ringan
Karena merupakan penyakit autoimun, reumatik juga dapat menyebabkan kelelahan ekstrem dan terkadang disertai demam ringan. Gejala ini sering kali tidak disadari oleh penderita, tetapi dapat berpengaruh pada produktivitas mereka.
Penyebab Reumatik

Reumatik terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan sehat di dalam tubuh, khususnya pada sendi.
Hingga kini, penyebab pasti dari penyakit ini belum sepenuhnya diketahui, tetapi ada beberapa faktor yang diduga berkontribusi terhadap perkembangan reumatik, antara lain:
Faktor Genetik
Riwayat keluarga dengan penyakit autoimun dapat meningkatkan risiko seseorang terkena reumatik. Jika ada anggota keluarga yang menderita reumatik, maka risiko seseorang untuk mengidap penyakit ini menjadi lebih tinggi.
Infeksi atau Gangguan Imun
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa infeksi virus atau bakteri tertentu dapat memicu respons autoimun yang berujung pada reumatik. Infeksi yang tidak ditangani dengan baik bisa menyebabkan reaksi berlebihan dari sistem kekebalan tubuh.
Gaya Hidup dan Lingkungan
Merokok, stres, serta paparan zat berbahaya seperti polusi udara dapat meningkatkan risiko terkena penyakit ini. Konsumsi makanan tinggi gula dan lemak jenuh juga dapat memperparah kondisi peradangan dalam tubuh.
Jenis Kelamin dan Hormon
Wanita lebih rentan terkena reumatik dibandingkan pria, diduga karena perbedaan hormonal. Hormon estrogen yang dimiliki wanita bisa mempengaruhi sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan risiko peradangan.
Dampak Reumatik pada Kualitas Hidup

Reumatik tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik tetapi juga mempengaruhi aspek psikologis dan sosial penderitanya. Berikut adalah beberapa dampak yang dapat dirasakan:
1. Penurunan Produktivitas
Karena keterbatasan gerak dan nyeri yang terus-menerus, penderita reumatik sering mengalami kesulitan dalam melakukan pekerjaan sehari-hari. Hal ini dapat mempengaruhi kinerja kerja maupun aktivitas rumah tangga, sehingga berdampak pada aspek ekonomi dan sosial penderita.
2. Gangguan Mental dan Emosional
Nyeri kronis yang berkepanjangan dapat memicu stres, kecemasan, bahkan depresi pada penderitanya. Banyak penderita yang merasa frustrasi karena tidak dapat melakukan aktivitas yang dulu biasa mereka lakukan dengan mudah.
3. Menurunnya Kualitas Tidur
Nyeri sendi sering kali memburuk pada malam hari, sehingga mengganggu waktu istirahat dan membuat penderita sulit tidur nyenyak. Kurang tidur dapat memperburuk kondisi fisik dan mental penderita, membuat mereka semakin mudah lelah dan kurang produktif.
4. Ketergantungan pada Orang Lain
Dalam kasus yang lebih parah, penderita reumatik mungkin memerlukan bantuan untuk melakukan aktivitas dasar, seperti berpakaian, mandi, atau berjalan. Ketergantungan ini dapat menurunkan rasa percaya diri dan membuat penderita merasa terbebani.
5. Meningkatkan Risiko Komplikasi
Jika tidak ditangani dengan baik, reumatik dapat menyebabkan kerusakan sendi permanen dan meningkatkan risiko penyakit lain seperti osteoporosis dan penyakit kardiovaskular. Oleh karena itu, pengelolaan reumatik yang tepat sangat diperlukan untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
Kesimpulan
Reumatik adalah penyakit autoimun yang dapat mengganggu kualitas hidup seseorang. Meskipun belum ada obat yang bisa menyembuhkan sepenuhnya, pengelolaan yang tepat seperti konsumsi obat antiinflamasi, terapi fisik, serta perubahan gaya hidup dapat membantu mengurangi gejala dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
Oleh karena itu, jika mengalami gejala yang mengarah pada reumatik, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat. Selain itu, menjaga pola makan sehat, rutin berolahraga, serta menghindari stres juga dapat membantu mengurangi risiko terkena reumatik dan meningkatkan kualitas hidup penderita.